Gerakan kaki
1.
Tekukkan dengkul kaki kedalam
2.
Kemudian pantulkan (tendang lurus dengan posisi kedua kaki renggang/ terbuka)
- Kaki tetap lurus, kemudian rapatkan (pastikan telapak kaki kiri dan kanan agak bersentuhan)
4.
Ulangi langkah di atas dengan urutan tekuk, tendang, rapatkan, tekuk, tendang,
rapatkan.
Gerakan tangan
- Tempelkan kedua telapak tangan(seperti hendak bersalaman) dan luruskan di atas kepala
- Kemudian tarik tangan ke samping kanan dan kiri, tetapi tidak perlu terlalu ke samping (cukup tarik ke samping selebar bahu dan selebihnya tarik ke bawah
3.
Luruskan tangan kembali.
4.
Dan ulangi dengan urutan luruskan tangan di atas kepala, gerakkan tangan ke
samping kiri dan kanan,
Gerakan kombinasi + mengambil nafas
1.
Lakukan gerakan tangan dan kaki secara bergantian.
- Untuk mengambil nafas lakukan saat gerakan tangan ke samping kiri dan kanan, lalu dongakkan kepala keatas sambil mengambil nafas
Tips berenang gaya dada :
·
Mulialah belajar dengan berpegangan pada pinggir kolam terlebih dahulu, sambil
gerakkan kaki seperti di atas. Terus ulangi gerakan kaki, sampai benar-benar
lancar.
·
Lalu lanjutkan dengan menyeberangi kolam, tetap dengan gerakan kaki seperti
teknik diatas. Untuk dapat menyeberangi kolam, Anda dapat berpegang pada tangan
teman atau menggunakan ban pelampung. Untuk anak-anak, orang tua /
pelatih renang dapat membantu memegang tangan.
·
Saat melakukan gerakan kaki, kaki justru seringkali tidak mengapung di atas
permukaan air (kaki terlalu ke bawah) hal ini disebabkan karena kepala tidak
masuk ke dalam air. Maka, saat berlatih kaki ini lebih baik untuk
sekaligus dibarengi dengan berlatih gerakan kepala untuk mengambil nafas
nantinya. Latihan dapat dilakukan dengan cara memasukkan kepala ke dalam air
selama melakukan gerakan kaki dan menaikkan kepala hanya bila hendak mengambil
nafas.
·
Jika Anda sudah lancar melakukan gerakan kaki sambil berlatih mengambil nafas,
maka mulailah berlatih mengapungkan badan (seperti posisi meluncur) lebih ke
tengah kolam. Lalu lakukan gerakan kaki sesuai dengan teknik gaya dada
seperti di atas sampai ke pinggir kolam. Lakukan berulang kali sampai
benar-benar lancar
·
Setelah menguasai gerakan kaki, saatnya Anda mulai belajar menggerakkan
tangan. Lakukan tahapan dengan 2 atau 3 kali gerakan kaki, kemudian baru
gerakkan tangan sesuai dengan teknik di atas. Kombinasikan gerakan tangan dan
kaki, seterusnya sampai benar-benar lancar.
·
Bila dirasa cukup lancar, Anda dapat memulai belajar mengambil nafas.
Lakukan dengan yakin dimulai ketika tangan bergerak ke samping, maka naikkan
kepala sedikit ke atas permukaan air dan langsung ambil nafas. Dan seterusnya,
sampai jarak yang Anda inginkan.
·
Lakukan tahapan ini dengan mengambil jarak lebih ketengah kolam, terus
pelan-pelan semakin ketengah, sampai lancar melakukan gerakan kombinasi selebar
kolam.
·
Bila gerakan sudah lancar dan jarak tempuh sudah semakin jauh, maka Anda dapat
memulai menyempurnakan gerakan gaya dada Anda. gerakan kaki dan tangan
bergantian yaitu 1 kali gerakan kaki, 1 kali gerakan tangan dan ambil nafas.
Sebaiknya, jangkauan tangan jangan terlalu lebar, melainkan agak ke bawah (hal
ini memudahkan gerakan dan akan memberikan dorongan yang lebih kuat untuk
memudahkan Anda saat mengambil nafas).
Renang gaya bebas dalam bahasa
Inggris disebut front crawl. Ciri khas dari renang gaya bebas adalah
memosisikan dada menghadap ke permukaan air. Renang gaya bebas merupakan gaya
berenang yang bisa membuat tubuh bergerak lebih cepat di dalam air.
Fakta yang tidak banyak orang ketahui bahwa dalam renang gaya bebas, tekniknya tidak diatur seperti halnya pada gaya punggung, gaya kupu-kupu, atau gaya dada. Dalam renang gaya bebas, perenang diperbolehkan memakai gaya apa saja kecuali gaya dada, gaya punggung, atau gaya kupu-kupu. Namun, kebanyakan orang menggunakan gaya krol (front crawl) hampir secara universal dalam setiap perlombaan renang gaya bebas sehingga pada akhirnya gaya krol identik dengan gaya bebas. Padahal, selain gaya krol, masih ada teknik-teknik berenang gaya bebas lainnya.
Awal Mula
Renang Gaya Bebas
Kapan manusia pertama kali bisa berenang memang sulit untuk diketahui. Untuk bertahan pada suatu lingkungan, manusia dapat dengan mudah menyesuaikan diri. Salah satunya adalah kemampuan manusia untuk mengelola daratan atau perairan. Pada intinya, berenang adalah naluri manusia. Namun yang diketahui pasti, manusia sudah mengenal renang gaya bebas sejak zaman kuno.
Di peradaban Barat, renang gaya bebas pertama kali dilombakan pada abad ke-19, tepatnya pada 1844 di London, Inggris. Pada perlombaan ini, perenang dari suku Indian yang unggul dengan gaya bebas, mengalahkan perenang dari Inggris. Pada masa itu, perenang Inggris menganggap renang gaya bebas tidak elegan dan tidak pantas digunakan. Renang gaya bebas memang membuat tubuh meluncur lebih cepat, namun banyak memercikkan air ke sana ke mari. Oleh karena itu, selama perlombaan, perenang dari Inggris menggunakan gaya dada.
Pada perkembangannya, renang gaya bebas akhirnya dipelajari seorang pelatih renang bernama John Arthur Trudgen pada sekitar 1870 atau 1890 dari penduduk asli Amerika Selatan di Argentina. Beberapa sumber lain menyebutkan tahun yang berbeda, namun yang paling sering disebut bahwa Trudgen mempelajari renang gaya bebas pada 1873.
Namun ketika kembali ke Inggris, Trudgen tetap menggunakan gerakan kaki menggunting seperti pada gaya dada, bukan gerakan kaki yang melecut lurus ke atas dan ke bawah seperti yang dikenal sebagai gerakan renang gaya bebas yang dikenal hingga saat ini. Gaya campuran ini, karena pertama kali diperkenalkan oleh Trudgen, disebut gaya trudgen.
Setelah muncul gaya trudgen, Richmond (Dick) Cavill, seorang perenang asal Australia kemudian mengembangkannya. Richmond (Dick) Cavill merupakan seorang perenang asal Australia sekaligus putra dari instruktur renang dari Inggris yang menetap di Australia sejak tahun 1879, Frederick Cavill. Enam anak laki-laki Frederick Cavill yaitu Ernest, Charles, Percy, Arthur (Tums), Sydney, dan Richmond (Dick), semuanya menjadi perenang yang mahir.
Selain Dick, renang gaya trudgen juga dikembangkan oleh Tums (Arthur). Ketika sedang mengembangkan gaya trudgen, mereka melihat gerakan renang dengan kaki lurus melecut naik turun dari Alick Wickham. Alick Wickham berasal dari Kepulauan Solomon dan tinggal di Sydney. Dengan kombinasi gaya trudgen dan gerakan kaki Wickham, pada 1902, Richard Cavill memenangi lomba renang 100 yard dengan catatan waktu 58,8 detik dalam kejuaraan renang internasional.
Gerakan ini terlihat seperti merangkak (crawl) di dalam air. Selanjutnya, gaya renang Richard Cavill ini dikenal dengan gaya krol (crawl), yang sampai saat ini identik dengan apa yang disebut renang gaya bebas.
Kemudian pada 1905, Charles Daniel, perenang trudgen asal Amerika Serikat, mempelajari gaya krol Australia dari Barney Kieran. Barney Kieran juga merupakan perenang asal australia yang melakukan perjalanan di Inggris pada saat itu. Pengembangan gaya krol yang dilakukan oleh Daniel diubah sedikit menjadi renang gaya bebas yang dikenal oleh dunia saat ini.
Teknik Renang Gaya Bebas
Secara umum, renang gaya bebas adalah berenang dengan posisi dada menghadap ke permukaan air, dengan lengan yang digerakkan secara bergantian dan kaki dicambukkan naik turun ke atas dan bawah secara bergantian. Lengan digerakkan mengayuh, sementara posisi wajah menghadap ke permukaan air. Ketika lengan mengayuh, tubuh akan ikut oleng ke kanan dan kiri secara bergantian. Saat itu, bagian sisi kepala akan berpaling dan sedikit terangkat sehingga perenang dapat mengambil napas.
Renang gaya bebas tidak memiliki teknik dasar tertentu seperti gerakan renang lainnya sehingga dapat dilakukan dengan bermacam gerakan. Gerakan renang gaya bebas pun dapat dilakukan oleh banyak orang, baik yang sudah terlatih maupun pemula.
Dalam hal apa pun, kesempurnaan teknik sangat penting, termasuk dalam berenang. Detail-detail teknis gerakan akan berpengaruh pada efisiensi, kecepatan, dan penggunaan tenaga. Dalam berenang, teknik yang tidak sempurna dapat menyebabkan perenang kehilangan efisiensi, cepat lelah, dan kecepatan renang yang diperoleh pun tidak maksimal.
Renang gaya bebas merupakan gaya renang yang paling banyak dipilih karena kecepatan yang dihasilkan oleh gerakannya melebihi gerakan renang lainnya, dengan gerakan yang tidak terlalu menguras tenaga. Untuk kecepatan renang gaya bebas yang maksimal dan tenaga yang minimal, ada beberapa kunci penting yang perlu diperhatikan.
1. Teknik Renang Gaya Bebas - Body Streamline
Selama berenang, tubuh harus selalu berada pada posisi streamline, mulai dari ujung jari tangan hingga ujung jari kaki. Dengan posisi streamline, tahanan air pada saat meluncur akan berkurang dan dapat mempercepat laju tubuh di air.
Dalam mempertahankan posisi streamline selama renang gaya bebas, yang harus dilakukan adalah memperhatikan posisi kepala. Posisi kepala harus streamline dengan tubuh dengan telinga segaris dengan badan. Caranya, kepala turun ke dalam air dengan wajah menghadap ke dasar kolam. Pandangan mata tetap terjaga ke bawah dan sedikit ke depan.
Sewaktu mengambil napas, kepala tidak perlu terangkat. Biarkan mulut mengambil udara di atas permukaan air dengan satu telinga tetap berada di bawah air.
Ketika mengayuh, lengan berada horizontal ke arah depan dan tidak turun dari permukaan air sewaktu lengan yang lain melakukan catch, pull, dan recovery. Gerakan kaki juga harus diperhatikan. Kaki seharusnya bergerak dengan tidak menekuk tungkai. Gerakan kaki yang melecut pada renang gaya bebas berasal dari paha. Penting untuk dapat mengunci punggung kaki agar segaris dengan tungkai.
2. Teknik Renang Gaya Bebas - Perputaran Tubuh atau Body Rotation
Perputaran tubuh selama renang gaya bebas menyerupai balok kayu yang oleng ke kiri dan ke kanan dari sumbu aksialnya. Jadi, bagian tubuh yang dimiringkan tidak hanya bagian dada, tapi semua bagian tubuh mulai dari kepala, dada, perut, pinggang, dan tungkai. Ketika lengan kanan berekstensi, tubuh akan miring ke kiri dan naik ke permukaan air, begitu pula sebaliknya. Ayunan kaki juga harus menyesuaikan dengan perputaran tubuh.
Perputaran tubuh yang sempurna pada renang gaya bebas, membuat pengambilan napas tidak akan sulit. Tidak perlu sengaja mengangkat kepala untuk mengambil napas, cukup memanfaatkan perputaran bagian kepala. Sedikit kemiringan bagian kepala dengan mulut di atas permukaan air cukup untuk mengambil napas seperlunya sehingga tidak perlu menolehkan kepala. Bernapas perlu dilakukan secara ritmis dan sebisa mungkin dilakukan pada dua sisi tubuh agar tetap seimbang.
Efisiensi fase ekstensi renang gaya bebas dapat dilakukan dengan cara meluncur sewaktu fase ekstensi sehingga jarak setiap langkahnya bertambah. Efisiensi juga dapat dilakukan selama kayuhan dengan memperhatikan gerakan lengan pengayuh, momen kayuhan dan posisi jari-jari tangan yang harus tetap rapat agar tidak mengurangi gaya dorong yang ditimbulkannya. Selain itu, pada gerakan recovery, sikut adalah titik tertinggi dari lengan. Dengan begitu, gaya dorong akan lebih besar.
Demikianlah artikel dari saya tentang TEKNIK RENANG GAYA BEBAS semoga bisa berguna dan bermanfaat untuk para pembaca blog saya ini, sekian dan terima kasih banyak atas waktunya telah membaca artikel yang telah nano posting pada kesempatan yang berbahagia ini.
Kapan manusia pertama kali bisa berenang memang sulit untuk diketahui. Untuk bertahan pada suatu lingkungan, manusia dapat dengan mudah menyesuaikan diri. Salah satunya adalah kemampuan manusia untuk mengelola daratan atau perairan. Pada intinya, berenang adalah naluri manusia. Namun yang diketahui pasti, manusia sudah mengenal renang gaya bebas sejak zaman kuno.
Di peradaban Barat, renang gaya bebas pertama kali dilombakan pada abad ke-19, tepatnya pada 1844 di London, Inggris. Pada perlombaan ini, perenang dari suku Indian yang unggul dengan gaya bebas, mengalahkan perenang dari Inggris. Pada masa itu, perenang Inggris menganggap renang gaya bebas tidak elegan dan tidak pantas digunakan. Renang gaya bebas memang membuat tubuh meluncur lebih cepat, namun banyak memercikkan air ke sana ke mari. Oleh karena itu, selama perlombaan, perenang dari Inggris menggunakan gaya dada.
Pada perkembangannya, renang gaya bebas akhirnya dipelajari seorang pelatih renang bernama John Arthur Trudgen pada sekitar 1870 atau 1890 dari penduduk asli Amerika Selatan di Argentina. Beberapa sumber lain menyebutkan tahun yang berbeda, namun yang paling sering disebut bahwa Trudgen mempelajari renang gaya bebas pada 1873.
Namun ketika kembali ke Inggris, Trudgen tetap menggunakan gerakan kaki menggunting seperti pada gaya dada, bukan gerakan kaki yang melecut lurus ke atas dan ke bawah seperti yang dikenal sebagai gerakan renang gaya bebas yang dikenal hingga saat ini. Gaya campuran ini, karena pertama kali diperkenalkan oleh Trudgen, disebut gaya trudgen.
Setelah muncul gaya trudgen, Richmond (Dick) Cavill, seorang perenang asal Australia kemudian mengembangkannya. Richmond (Dick) Cavill merupakan seorang perenang asal Australia sekaligus putra dari instruktur renang dari Inggris yang menetap di Australia sejak tahun 1879, Frederick Cavill. Enam anak laki-laki Frederick Cavill yaitu Ernest, Charles, Percy, Arthur (Tums), Sydney, dan Richmond (Dick), semuanya menjadi perenang yang mahir.
Selain Dick, renang gaya trudgen juga dikembangkan oleh Tums (Arthur). Ketika sedang mengembangkan gaya trudgen, mereka melihat gerakan renang dengan kaki lurus melecut naik turun dari Alick Wickham. Alick Wickham berasal dari Kepulauan Solomon dan tinggal di Sydney. Dengan kombinasi gaya trudgen dan gerakan kaki Wickham, pada 1902, Richard Cavill memenangi lomba renang 100 yard dengan catatan waktu 58,8 detik dalam kejuaraan renang internasional.
Gerakan ini terlihat seperti merangkak (crawl) di dalam air. Selanjutnya, gaya renang Richard Cavill ini dikenal dengan gaya krol (crawl), yang sampai saat ini identik dengan apa yang disebut renang gaya bebas.
Kemudian pada 1905, Charles Daniel, perenang trudgen asal Amerika Serikat, mempelajari gaya krol Australia dari Barney Kieran. Barney Kieran juga merupakan perenang asal australia yang melakukan perjalanan di Inggris pada saat itu. Pengembangan gaya krol yang dilakukan oleh Daniel diubah sedikit menjadi renang gaya bebas yang dikenal oleh dunia saat ini.
Teknik Renang Gaya Bebas
Secara umum, renang gaya bebas adalah berenang dengan posisi dada menghadap ke permukaan air, dengan lengan yang digerakkan secara bergantian dan kaki dicambukkan naik turun ke atas dan bawah secara bergantian. Lengan digerakkan mengayuh, sementara posisi wajah menghadap ke permukaan air. Ketika lengan mengayuh, tubuh akan ikut oleng ke kanan dan kiri secara bergantian. Saat itu, bagian sisi kepala akan berpaling dan sedikit terangkat sehingga perenang dapat mengambil napas.
Renang gaya bebas tidak memiliki teknik dasar tertentu seperti gerakan renang lainnya sehingga dapat dilakukan dengan bermacam gerakan. Gerakan renang gaya bebas pun dapat dilakukan oleh banyak orang, baik yang sudah terlatih maupun pemula.
Dalam hal apa pun, kesempurnaan teknik sangat penting, termasuk dalam berenang. Detail-detail teknis gerakan akan berpengaruh pada efisiensi, kecepatan, dan penggunaan tenaga. Dalam berenang, teknik yang tidak sempurna dapat menyebabkan perenang kehilangan efisiensi, cepat lelah, dan kecepatan renang yang diperoleh pun tidak maksimal.
Renang gaya bebas merupakan gaya renang yang paling banyak dipilih karena kecepatan yang dihasilkan oleh gerakannya melebihi gerakan renang lainnya, dengan gerakan yang tidak terlalu menguras tenaga. Untuk kecepatan renang gaya bebas yang maksimal dan tenaga yang minimal, ada beberapa kunci penting yang perlu diperhatikan.
1. Teknik Renang Gaya Bebas - Body Streamline
Selama berenang, tubuh harus selalu berada pada posisi streamline, mulai dari ujung jari tangan hingga ujung jari kaki. Dengan posisi streamline, tahanan air pada saat meluncur akan berkurang dan dapat mempercepat laju tubuh di air.
Dalam mempertahankan posisi streamline selama renang gaya bebas, yang harus dilakukan adalah memperhatikan posisi kepala. Posisi kepala harus streamline dengan tubuh dengan telinga segaris dengan badan. Caranya, kepala turun ke dalam air dengan wajah menghadap ke dasar kolam. Pandangan mata tetap terjaga ke bawah dan sedikit ke depan.
Sewaktu mengambil napas, kepala tidak perlu terangkat. Biarkan mulut mengambil udara di atas permukaan air dengan satu telinga tetap berada di bawah air.
Ketika mengayuh, lengan berada horizontal ke arah depan dan tidak turun dari permukaan air sewaktu lengan yang lain melakukan catch, pull, dan recovery. Gerakan kaki juga harus diperhatikan. Kaki seharusnya bergerak dengan tidak menekuk tungkai. Gerakan kaki yang melecut pada renang gaya bebas berasal dari paha. Penting untuk dapat mengunci punggung kaki agar segaris dengan tungkai.
2. Teknik Renang Gaya Bebas - Perputaran Tubuh atau Body Rotation
Perputaran tubuh selama renang gaya bebas menyerupai balok kayu yang oleng ke kiri dan ke kanan dari sumbu aksialnya. Jadi, bagian tubuh yang dimiringkan tidak hanya bagian dada, tapi semua bagian tubuh mulai dari kepala, dada, perut, pinggang, dan tungkai. Ketika lengan kanan berekstensi, tubuh akan miring ke kiri dan naik ke permukaan air, begitu pula sebaliknya. Ayunan kaki juga harus menyesuaikan dengan perputaran tubuh.
Perputaran tubuh yang sempurna pada renang gaya bebas, membuat pengambilan napas tidak akan sulit. Tidak perlu sengaja mengangkat kepala untuk mengambil napas, cukup memanfaatkan perputaran bagian kepala. Sedikit kemiringan bagian kepala dengan mulut di atas permukaan air cukup untuk mengambil napas seperlunya sehingga tidak perlu menolehkan kepala. Bernapas perlu dilakukan secara ritmis dan sebisa mungkin dilakukan pada dua sisi tubuh agar tetap seimbang.
Efisiensi fase ekstensi renang gaya bebas dapat dilakukan dengan cara meluncur sewaktu fase ekstensi sehingga jarak setiap langkahnya bertambah. Efisiensi juga dapat dilakukan selama kayuhan dengan memperhatikan gerakan lengan pengayuh, momen kayuhan dan posisi jari-jari tangan yang harus tetap rapat agar tidak mengurangi gaya dorong yang ditimbulkannya. Selain itu, pada gerakan recovery, sikut adalah titik tertinggi dari lengan. Dengan begitu, gaya dorong akan lebih besar.
Demikianlah artikel dari saya tentang TEKNIK RENANG GAYA BEBAS semoga bisa berguna dan bermanfaat untuk para pembaca blog saya ini, sekian dan terima kasih banyak atas waktunya telah membaca artikel yang telah nano posting pada kesempatan yang berbahagia ini.
3. Perlombaan
Renang
Peraturan Perlombaan Renang.
A. Khusus Perlombaanrenang
1. Tidak ada pengelompokkan umur/kelas
2. Susunan acara perlombaan dan nomor-nomor perlombaan
3. Pelaksanaan perlombaan
a Menggunakan peraturan perlombaan PRSI/FINA.
b Semua nomor perlombaan dilaksanakan langsung final (timed – final)
c Semua nomor perlombaan menggunakan peraturan 2 kali start
4. Jumlah peserta dan nomor perlombaan
a. Tiap nomor perlombaan diwakili maksimal 1 orang per daerah
b. Tiap peserta diwajibkan mengikuti minimal 1 nomor, maksimal 4 nomor yang dilombakan
5. Protes
a. Panitia pelaksana perlombaan merupakan instansi terakhir yang menentukan kepada setiap persoalan yang belum/tidak tercantum dalam peraturan perlombaan dan ketua perlombaan menampung protes dalam persoalan tersebut serta memberikan keputusan sebagai instansi pertama dan terakhir
b. Semua protes dinyatakan resmi dan dapat diterima oleh ketua perlombaan apabila memenuhi ketentuan sebagai berikut :
1). Setiap protes harus disampaikan tertulis dan harus ditandatangani oleh manager yang bersangkutan
2). Setiap protes harus diajukan selambat-lambatnya 30 menit setelah acara/nomor perlombaan yang diprotes berakhir dengan disertai pembayaran Rp. 100.000,-.
1.2 Susunan Seri, Semi Final dan Final
a. Seri (Heats)
1. Waktu terbaik dari seluruh peserta yang dibuat dalam waktu dua belas (12) bulan menjelang batas akhir (dead line) hari perlombaan, harus didaftarkan pada formulir pendaftaran dan disusun berdasarkan urutan waktu oleh panitia penyelenggara. Perenang yang tidak memasukan catatan waktu yang resmi dipertimbangkan sebagai yang terendah dan ditempatkan pada posisi yang terakhir dengan tanpa catatan waktu dari semua pendaftaran. Penempatan dari para perenang yang memiliki catatan waktu, atau lebih dari satu perenang yang tidak memiliki catatan akan ditentukan dengan undian. Para perenang harus ditempatkan dalam lintasan sesuai dengan prosedur yang ditetapkan dalam empat (4) aturan pada SW.3.1.2 dibawah ini Para perenang akan ditempatkan dalam seri percobaan sesuai dengan waktu yang didaftarkan dalam cara berikut
1.1 Bila satu seri, Ini akan di tempatkan sebagai Final dan renangnya dilakukan pada sesi final.
1.2 Bila dua seri, Perenang tercepat akan ditempat pada seri kedua, perenang tercepat berikutnya dalam seri satu, perenang tercepat berikutnya pada seri kedua, berikutnya pada seri satu, dan begitu seterusnya.
1.3 Bila tiga seri, Perenang tercepat akan ditempatkan dalam seri ketiga, tercepat berikutnya dalam seri kedua, tercepat berikutnya dalam seri satu, dan perenang ke empat berikutnyaharus ditempatkan dalan seri ketiga, perenang kelima dalam seri kedua, dan perenang tercepat ke enam dalam seri pertama, perenang tercepat ke tujuh dalam seri ke tiga, dst.
1.4 Bila Empat seri atau lebih, ketiga seri terakhir dari acara itu harus disusun sesuai dengan SW.3.1.1.3 diatas, seri terdahulu, tiga seri terakhir harus terdiri dari perenang tercepat berikutnya, seri terdahulu, empat (4) seri terakhir harus terdiri perenang tercepat berikutnya, dst. Lintasan akan ditetapkan dengan cara descending (turun dari besar ke kecil) dari waktu yang dimasukan dalam tiap seri, sesuai dengan rangka pola dalam SW.3.1.2 berikut.
1.5 Pengecualian, Bila dimana ada dua seri atau lebih dalam sebuah event, dengan begitu harus ada minimum tiga perenang dalam seri pendahuluan, tetapi apabila berikutnya ada yang mengundurkan diri ini akan mengurangi jumlah perenang, dengan begitru dalam seri ini akan kurang dari tiga.
2 Kecuali dalam acara 50.M pada kolam 50 M, penempatan lintasan seharusnya (lintasan nomor 1sisi sebelah kanan kolam renang kalau kita menghadap kolam renang dari sisi tempat start) dengan menempatkan perenang atau tim tercepat di lintasan tengah pada kolam itu, sesuai dengan nomor yang ada atau lintasan 3 atau lintasan 4, bila kolam renang memiliki 6 atau 8 lintasan, perenang yang memiliki waktu lebih cepat berikutnya akan ditempatkan di sebelah kirinya, seterusnya bergantian, yang lainnya di sebelah kanan dan kiri, sesuai dengan waktu yang dimasukkan. Para perenang yang tidak memiliki catatan waktu, penempetan lintasan bagi mereka dengan undian dalam pola tersebut diatas.
3 Bila acara 50.m dilakukan pada kolam renang 50 M, perlombaan tersebut dapat dilaksanakan atas kebijakan panitia penyelenggara, selain seperti yang biasanya dilakukan start dilakukan dari sisi tempat start ke sisi tempat pembalikan,,atau dari sisi pembalikan ke sisi tempat start, tergantung dari beberapa factor, misalnya keberadaan peralatan perjurian otomatis yang akurat, posisis starter, dan seterusnya. Panitia penyelenggara harus memberitahukan kepada para perenang atas ketetapan mereka dengan sebaik-baiknya sebelum kompetisi dimulai, bagaimanapun caranya lomba itu dilakukan , para perenang harus ditempatkan pada lintasan yang sama, sebagaimana seharusnya mereka ditempatkan, dimana keduanya start dan finishnya pada sisis tempat start.
b. Semi Final dan Final
1 Dalam semi final, seri harus ditentukan seperti dalam
2 Dimana seri pendahuluan tidak ada, lintasan akan ditetapkan sesuai dengan peraturan. Dimana seri pendahuluan atau semi final telah dilaksanakan ketetapan susunan lintasan berdasarkan bagaimanapun atas waktu yang dicapai dalam seri.
3 Dalam suatu acara, dimana perenang dari seri yang sama atau dari yang berbeda memiliki catatan waktu yang sama sampai satu per seratus detik, pada posisi 8 atau 16 mereka harus a swim off untuk menentukan perenang mana yang beruntung memasuki final, dengan begitu a swim off harus dilakukan tidak kurang dari satu jam, setelah semua perenang yang terlibatmenyelesaikan seri mereka. A swim off harus dilakukan bila catatan waktunya sama lagi.
A. Khusus Perlombaanrenang
1. Tidak ada pengelompokkan umur/kelas
2. Susunan acara perlombaan dan nomor-nomor perlombaan
3. Pelaksanaan perlombaan
a Menggunakan peraturan perlombaan PRSI/FINA.
b Semua nomor perlombaan dilaksanakan langsung final (timed – final)
c Semua nomor perlombaan menggunakan peraturan 2 kali start
4. Jumlah peserta dan nomor perlombaan
a. Tiap nomor perlombaan diwakili maksimal 1 orang per daerah
b. Tiap peserta diwajibkan mengikuti minimal 1 nomor, maksimal 4 nomor yang dilombakan
5. Protes
a. Panitia pelaksana perlombaan merupakan instansi terakhir yang menentukan kepada setiap persoalan yang belum/tidak tercantum dalam peraturan perlombaan dan ketua perlombaan menampung protes dalam persoalan tersebut serta memberikan keputusan sebagai instansi pertama dan terakhir
b. Semua protes dinyatakan resmi dan dapat diterima oleh ketua perlombaan apabila memenuhi ketentuan sebagai berikut :
1). Setiap protes harus disampaikan tertulis dan harus ditandatangani oleh manager yang bersangkutan
2). Setiap protes harus diajukan selambat-lambatnya 30 menit setelah acara/nomor perlombaan yang diprotes berakhir dengan disertai pembayaran Rp. 100.000,-.
1.2 Susunan Seri, Semi Final dan Final
a. Seri (Heats)
1. Waktu terbaik dari seluruh peserta yang dibuat dalam waktu dua belas (12) bulan menjelang batas akhir (dead line) hari perlombaan, harus didaftarkan pada formulir pendaftaran dan disusun berdasarkan urutan waktu oleh panitia penyelenggara. Perenang yang tidak memasukan catatan waktu yang resmi dipertimbangkan sebagai yang terendah dan ditempatkan pada posisi yang terakhir dengan tanpa catatan waktu dari semua pendaftaran. Penempatan dari para perenang yang memiliki catatan waktu, atau lebih dari satu perenang yang tidak memiliki catatan akan ditentukan dengan undian. Para perenang harus ditempatkan dalam lintasan sesuai dengan prosedur yang ditetapkan dalam empat (4) aturan pada SW.3.1.2 dibawah ini Para perenang akan ditempatkan dalam seri percobaan sesuai dengan waktu yang didaftarkan dalam cara berikut
1.1 Bila satu seri, Ini akan di tempatkan sebagai Final dan renangnya dilakukan pada sesi final.
1.2 Bila dua seri, Perenang tercepat akan ditempat pada seri kedua, perenang tercepat berikutnya dalam seri satu, perenang tercepat berikutnya pada seri kedua, berikutnya pada seri satu, dan begitu seterusnya.
1.3 Bila tiga seri, Perenang tercepat akan ditempatkan dalam seri ketiga, tercepat berikutnya dalam seri kedua, tercepat berikutnya dalam seri satu, dan perenang ke empat berikutnyaharus ditempatkan dalan seri ketiga, perenang kelima dalam seri kedua, dan perenang tercepat ke enam dalam seri pertama, perenang tercepat ke tujuh dalam seri ke tiga, dst.
1.4 Bila Empat seri atau lebih, ketiga seri terakhir dari acara itu harus disusun sesuai dengan SW.3.1.1.3 diatas, seri terdahulu, tiga seri terakhir harus terdiri dari perenang tercepat berikutnya, seri terdahulu, empat (4) seri terakhir harus terdiri perenang tercepat berikutnya, dst. Lintasan akan ditetapkan dengan cara descending (turun dari besar ke kecil) dari waktu yang dimasukan dalam tiap seri, sesuai dengan rangka pola dalam SW.3.1.2 berikut.
1.5 Pengecualian, Bila dimana ada dua seri atau lebih dalam sebuah event, dengan begitu harus ada minimum tiga perenang dalam seri pendahuluan, tetapi apabila berikutnya ada yang mengundurkan diri ini akan mengurangi jumlah perenang, dengan begitru dalam seri ini akan kurang dari tiga.
2 Kecuali dalam acara 50.M pada kolam 50 M, penempatan lintasan seharusnya (lintasan nomor 1sisi sebelah kanan kolam renang kalau kita menghadap kolam renang dari sisi tempat start) dengan menempatkan perenang atau tim tercepat di lintasan tengah pada kolam itu, sesuai dengan nomor yang ada atau lintasan 3 atau lintasan 4, bila kolam renang memiliki 6 atau 8 lintasan, perenang yang memiliki waktu lebih cepat berikutnya akan ditempatkan di sebelah kirinya, seterusnya bergantian, yang lainnya di sebelah kanan dan kiri, sesuai dengan waktu yang dimasukkan. Para perenang yang tidak memiliki catatan waktu, penempetan lintasan bagi mereka dengan undian dalam pola tersebut diatas.
3 Bila acara 50.m dilakukan pada kolam renang 50 M, perlombaan tersebut dapat dilaksanakan atas kebijakan panitia penyelenggara, selain seperti yang biasanya dilakukan start dilakukan dari sisi tempat start ke sisi tempat pembalikan,,atau dari sisi pembalikan ke sisi tempat start, tergantung dari beberapa factor, misalnya keberadaan peralatan perjurian otomatis yang akurat, posisis starter, dan seterusnya. Panitia penyelenggara harus memberitahukan kepada para perenang atas ketetapan mereka dengan sebaik-baiknya sebelum kompetisi dimulai, bagaimanapun caranya lomba itu dilakukan , para perenang harus ditempatkan pada lintasan yang sama, sebagaimana seharusnya mereka ditempatkan, dimana keduanya start dan finishnya pada sisis tempat start.
b. Semi Final dan Final
1 Dalam semi final, seri harus ditentukan seperti dalam
2 Dimana seri pendahuluan tidak ada, lintasan akan ditetapkan sesuai dengan peraturan. Dimana seri pendahuluan atau semi final telah dilaksanakan ketetapan susunan lintasan berdasarkan bagaimanapun atas waktu yang dicapai dalam seri.
3 Dalam suatu acara, dimana perenang dari seri yang sama atau dari yang berbeda memiliki catatan waktu yang sama sampai satu per seratus detik, pada posisi 8 atau 16 mereka harus a swim off untuk menentukan perenang mana yang beruntung memasuki final, dengan begitu a swim off harus dilakukan tidak kurang dari satu jam, setelah semua perenang yang terlibatmenyelesaikan seri mereka. A swim off harus dilakukan bila catatan waktunya sama lagi.
4. Bila seorang perenang atau lebih mengundurkan diri dari
semi final ke final, cadangan akan dipanggil sesuai urutan klasifikasinya dalam
seri atau semi final, acara itu harus disusun ulang dan formulir harus
mencantumkan dengan rinci perubahan atau cadangan sebagaimana yang diuraikan
dalam SW.3.1.2.
Pada kompetisi yang lain cara undian dapat digunakan untuk menentukan posisi lintasan.
c. START
1. Start dalam lomba gaya bebas, gaya dada, gaya kupu, dan gaya ganti perorangan harus gengan loncat. Pada pluit panjang (SW. 2.1.5) dari referee, perenang harus melangkah naik ke atas starting platform dan diam di situ. Pada aba-aba take your marks dari starter, mereka harus segera ambil posisi start, dengan setidaknya satu kaki di depan dari starting pfla form, posisi tangan tidak ditentukan bila seluruh perenang telah diam, starter dapat memberikan tanda start.
2. Start dalam lomba gaya punggung dan gaya ganti estafet harus dari air, pada bunyi pluit panjang pertama dari referee (SW.2.1.5) para perenang harus segera masuk ke air. Pada pluit panjang kedua dari referee perenang harus segera kembali tanpa menunda-nunda ke posisi start (SW.6.1) dimana seluruh perenang telah ambil posisi start, starter harus memberikan aba-aba “Take your marks” , bila semua perenang telah diam, starter harus membarikan tanda start.
3. Dalam Olympci Games, World Championships dan acara FINA lainya aba-aba “Take Your Marks” harus dalam bahasa Ingris, Dan dalam start digunakan beberapa pengeras suara, pada tiap Starting Platform dipasang satu (1) pengeras suara.
4. Seorang perenang start, sebelum tanda start diberikan harus Disqualifikasi. Bila tanda start dibunyikan sebelum disqualifikasi dinyatakan, lomba tetap dilangsungkan, dan seorang perenang atau para perenang (melakukan pelanggaran) akan disqualifikasi setelah lomba selesai. Bila Disqualifikasi dinyatakan
Sebelum tanda start, tanda start harus tidak diberikan, tetapi perenang yang tersisa dipanggil kembali dan start lagi.
Para Juri masing masing harus membuat keputusan mereka secara otonom dan independen , kecuali apa yang telah ditetapkan oleh peraturan renang.
1.4 Nomor yang Dilombakan Dalam Olahraga Renang.
v Gaya bebas : 50 m, 100 m, 200 m, 400 m, 800 m, 1500 m
v Gaya Punggung : 50 m, 100 m, 200 m
v Gaya Dada : 50 m, 100 m, 200 m
v Gaya Kupu-Kupu : 50 m, 100 m, 200 m
v Gaya Ganti Perorangan : 100 m (hanya dipertandingkan di kolam 25 meter), 200 m, 400 m
Pada kompetisi yang lain cara undian dapat digunakan untuk menentukan posisi lintasan.
c. START
1. Start dalam lomba gaya bebas, gaya dada, gaya kupu, dan gaya ganti perorangan harus gengan loncat. Pada pluit panjang (SW. 2.1.5) dari referee, perenang harus melangkah naik ke atas starting platform dan diam di situ. Pada aba-aba take your marks dari starter, mereka harus segera ambil posisi start, dengan setidaknya satu kaki di depan dari starting pfla form, posisi tangan tidak ditentukan bila seluruh perenang telah diam, starter dapat memberikan tanda start.
2. Start dalam lomba gaya punggung dan gaya ganti estafet harus dari air, pada bunyi pluit panjang pertama dari referee (SW.2.1.5) para perenang harus segera masuk ke air. Pada pluit panjang kedua dari referee perenang harus segera kembali tanpa menunda-nunda ke posisi start (SW.6.1) dimana seluruh perenang telah ambil posisi start, starter harus memberikan aba-aba “Take your marks” , bila semua perenang telah diam, starter harus membarikan tanda start.
3. Dalam Olympci Games, World Championships dan acara FINA lainya aba-aba “Take Your Marks” harus dalam bahasa Ingris, Dan dalam start digunakan beberapa pengeras suara, pada tiap Starting Platform dipasang satu (1) pengeras suara.
4. Seorang perenang start, sebelum tanda start diberikan harus Disqualifikasi. Bila tanda start dibunyikan sebelum disqualifikasi dinyatakan, lomba tetap dilangsungkan, dan seorang perenang atau para perenang (melakukan pelanggaran) akan disqualifikasi setelah lomba selesai. Bila Disqualifikasi dinyatakan
Sebelum tanda start, tanda start harus tidak diberikan, tetapi perenang yang tersisa dipanggil kembali dan start lagi.
Para Juri masing masing harus membuat keputusan mereka secara otonom dan independen , kecuali apa yang telah ditetapkan oleh peraturan renang.
1.4 Nomor yang Dilombakan Dalam Olahraga Renang.
v Gaya bebas : 50 m, 100 m, 200 m, 400 m, 800 m, 1500 m
v Gaya Punggung : 50 m, 100 m, 200 m
v Gaya Dada : 50 m, 100 m, 200 m
v Gaya Kupu-Kupu : 50 m, 100 m, 200 m
v Gaya Ganti Perorangan : 100 m (hanya dipertandingkan di kolam 25 meter), 200 m, 400 m
v
Estafet Gaya Bebas : 4 x 100 m dan 4 x 200 m
v Estafet Gaya Ganti : 4 x 100 m (urutan: gaya punggung, gaya dada, gaya kupu- kupu, gaya bebas
v Estafet Gaya Ganti : 4 x 100 m (urutan: gaya punggung, gaya dada, gaya kupu- kupu, gaya bebas
4. Petugas
Renang
petugas untuk mengatur suatu pertandingan
- Referee
- Pengawas diruang control
- Juri Gaya
- Starter
- Ketua Pengawas Pembalikan (2 orang, 1 pada tiap akhir
kolam)
- Pengawas Pembalikan (1orang, tiap akhir lintasan
- Ketua Pencatat Waktu
- Pengatur Peserta
- Personel start Salah
- Pembawa Acara
- Ketua Pencatat Waktu
- Pengatur Peserta
- Personel start Salah
- Pembawa Acara
5. Penentuan
Gaya Renang
Juri Gaya
1. Juri Gaya harus berlokasi di tiap sisi kolam, Masing masing juri gaya memastikan bahwa peraturan yang berhubungan dengan gaya yang dilakukan perenang dalam acara itu telah dilaksanakan dan memperhatikan juga pembalikan dan finish untuk membantu pengawas pembalikan. Juri Gaya harus melaporan suatu pelanggaran kepada Referee, pada kartu yang telah ditentukan, dengan rinci tuliskan nomor acara, nomor lintasan dan pelanggarannya.
0 komentar:
Post a Comment