Mendekat ke Pulau Seram di Maluku, kita juga akan mendekat pada Suku Alifuru yang merupakan penduduk asli pulau ini. Namun ternyata di bagian utara Pulau Seram, terdapat suku yang lebih primitif lagi. Suku Naulu, hidupnya masih terasing sehingga dapat dikatakan masih primitif.
Pemukiman suku Naulu terbagi menjadi dua yaitu di Nuanea dan di Sepa. Pemukiman Naoulu di Nuanea hanya ada satu kelompok masyarakat, sedangkan di Sepa ada lima kelompok yang terbagi lima perkampungan, yaitu Negeri Lima, Bonara, Hauwalan, Yalahatan, dan Rohua.
Suku Naulu tidak bisa berbahasa Indonesia yang menyebabkan mereka terisolasi dari informasi pembangunan. Sebutan primitif juga melekat pada Suku Naulu karena beberapa tradisi suku ini memang dianggap bertentangan dengan hukum yang berlaku di Indonesia ini, salah satunya tradisi pengasingan wanita hamil yang disebut Penamou. Perempuan hamil diasingkan di sebuah gubuk kecil berukuran 2 x 2 m, dan hanya boleh dikunjungi oleh kaum perempuan hingga sang perempuan melahirkan.
Ritual yang lebih kontroversi adalah bagaimana cara mereka memperbaiki rumah. Mereka memotong kepala manusia yang dipercaya dapat menjaga rumah adat mereka. Tradisi adat ini meyakini bahwa jika tidak mendapat kepala manusia untuk persembahan, maka bisa mendatangkan bala atau musibah.
Tradisi ekstrem tersebut ternyata tidak banyak diketahui oleh masyarakat Pulau Seram, barulah pada Juli 2005 kebiasaan sadis ini muncul ke permukaan. Warga di Kecamatan Amahai, Kabupaten Maluku Tengah, digegerkan dengan penemuan dua sosok mayat manusia yang sudah terpotong-potong bagian tubuhnya.
Bahkan dalam tradisi dulu, seorang raja yang ingin mengangkat seorang anak mantu laki-laki haruslah heroik dengan menunjukan kejantanannya, caranya dengan mempersembahkan kepala manusia sebagai mas kawin.
Ciri khas Suku Naulu adalah ikat kepala berwarna merah yang digunakan laki-laki dewasa. Ikat kepala yang disebut kain berang itu tidak boleh dilepaskan dalam kondisi apa pun, kecuali saat mandi. Sedangkan perempuan identik dengan penggunaan kain atau selendang di pinggangnya.
0 komentar:
Post a Comment